Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk ke Pantai

Mendirikan Puskesmas baru atau memekarkan Puskesmas pada era saat ini, sudah tidak bisa hanya mempertimbangkan aspek pemerataan akses saja, seperti di masa lalu. Tetapi, harus seiring dengan tersedianya pelayanan yang diberikan Puskesmas tersebut yang sesuai standar dan bermutu. Kisah salah satu Puskesmas yang baru memulai usaha meraih mutu itu diceritakan oleh pejuang mutu dari Kabupaten Fakfak, dr. Beny Kwa.

-DoVic 240519-

Sesuai jadwal kegiatan yang disusun, maka pendampingan akreditasi Puskesmas Weri dilaksanakan tanggal 15 Mei 2019. Dengan perasaan ragu dalam hati, kegiatan ini harus dimulai.

Puskesmas Weri adalah Puskesmas yang merupakan pemekaran dari Puskesmas Karas. Saat ini merupakan Puskesmas yang kalau dalam liga sepak bola dikelompokkan dalam divisi bawah.

Puskesmas perawatan yang tidak memiliki dokter, fasilitas yang masih kurang, wilayah kerja yang luas, sepi dan beberapa tenaga senior yang telah dan dalam proses pindah membuat hati ini bertanya, apakah kegiatan ini akan berhasil ataukah hanya sekedar memenuhi penyerapan anggaran.

Kami berangkat menuju Puskesmas Weri dengan menempuh jalur darat dengan waktu tempuh 3,5 jam. Tiba di Puskesmas jam 11.30 kami disambut oleh Kepala Puskesmas Weri, Hubertha Wagab, SKM dan staf. Mereka telah siap untuk kegiatan akreditasi bersama undangan dari luar, yaitu tokoh masyarakat, tokoh agama dan kader kesehatan.

Kegiatan penggalangan komitmen dimulai jam 12.00 dan dibuka oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Fakfak, Martin Ubra, SKM, M.Kes. Dilanjutkan dengan pemberian materi dari tim pendamping tentang Makna Sebuah Komitmen dan presentasi untuk memberikan pemahaman akreditasi secara umum bagi undangan yang hadir dan tenaga kesehatan di Puskesmas.

Rasa optimisme ini muncul seiring dengan kegiatan penggalangan komitmen yang kemudian dilanjutkan dengan pemahaman standar akreditasi. Terlihat semangat muda dari seluruh tenaga kesehatan di tengah kesibukan pelayanan yang lain.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Pemahaman standar dan instrumen akreditasi Puskesmas dilakukan pada tiap pokja (admen, UKM dan UKP).

Di sela pemberian materi, penulis melihat fasilitas dan ruangan yang ada saat itu. Terlihat perlu ada perubahan mendasar dan penambahan fasilitas yang mendasar. Tampak muncul kebingungan Puskesmas untuk menyikapi usulan ini. Muncul ide-ide sederhana dari pimpinan dan staf Puskesmas untuk merespon usulan tersebut.

Beberapa hari bersama mereka, penulis mengamati bagaimana di tempat yang tidak ada pasar yang menjual bahan makanan basah, tidak ada lemari pendingin untuk menyimpan bahan makanan, kekurangan air yang layak dikonsumsi. Mereka melalui hari-hari tersebut. Melihat bagaimana petugas pria melaut di pagi hari untuk mendapatkan ikan dan berbagi dengan temannya untuk kebutuhan lauk pada hari itu. Melihat bagaimana mereka menitipkan jerigen untuk diisi dengan air bersih yang dipakai untuk kebutuhan masak pada kendaraan yang akan ke kota. Mendengar bagaimana mereka mengalami masa ketika bangun tidur, lubang hidungnya berwarna hitam karena menggunakan pelita di waktu malam, mendengar kegembiraan karena mendengar suara sepeda motor yang pertama kali masuk karena jalur darat sudah terhubung. Ketika kami kembali ke pusat kota, ada petugas yang menitipkan selembar surat untuk menyampaikan berita kepada keluarganya di kota, karena belum ada sarana komunikasi lain. Suatu hal yang sudah jarang terjadi di saat ini. Sungguh mereka merupakan tenaga tangguh yang berperang untuk melawan kesulitan hidupnya. Melihat semangat untuk bertahan dalam kondisi ini, maka penulis berkeyakinan bahwa merekapun akan bisa memenuhi target terakreditasi bagi puskesmas mereka.

e
Pendamping akreditasi bersama Kepala dan staf Puskesmas Weri serta anggota Polsek sudah mengembangkan layar menuju pelabuhan mutu.

Sesuai penganggaran yang ada, maka kegiatan di tahun ini akan berakhir pada fase pendampingan Penyusunan Dokumen. Tentunya diharapkan bahwa kegiatan ini bisa dilanjutkan untuk tahun anggaran berikutnya, hingga sampai pada tahap survei akreditasi. Ada satu peluang baik untuk kegiatan ini, karena akan teridentifikasi beberapa elemen yang perlu diperbaiki dan diharapkan bisa dipenuhi pada tahun anggaran berikutnya, sehingga dapat meningkatkan nilai yang dicapai, tentunya termasuk penempatan dokter umum di puskesmas sesuai dengan syarat untuk penilaian pada Standar Akreditasi Puskesmas versi 2018 (klik Mengintip Standar Akreditasi Puskesmas Versi 2018).

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog di WordPress.com

Atas ↑