Puskesmas di Mata Budi Gunadi Sadikin

“Saya tidak terbayang bagaimana kita bisa menyelesaikan kedua program tadi, baik program vaksinasi maupun program pemulihan dari pandemi Covid-19 ini, tanpa bantuan teman-teman dari Puskesmas,” kata Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU. Pernyataan Menteri Kesehatan tersebut disampaikan saat memberikan sambutan pada pembukaan Munas I Asosiasi Puskesmas Indonesia (Apkesmi) tanggal 29 Desember 2020 yang lalu. Menteri Kesehatan juga berharap agar 10.166 Puskesmas yang ada nantinya dapat menjalin komunikasi dengan 7.000-an Klinik Pratama dan 4.900-an Dokter Praktik Mandiri serta tentu saja 1.600-1.700-an Rumah Sakit, sehingga terbangun ekosistem, suatu gerakan nasional, yang bisa bersama-sama mensukseskan kedua program tadi (klik Wamenkes Ingatkan Agar Waspadai Lonjakan Kasus Dan Sukseskan Vaksinasi Covid-19).

Ya, sepuluh ribuan lebih Puskesmas yang sudah teregistrasi di Kementerian Kesehatan adalah modalitas yang berharga untuk terselenggaranya berbagai program kesehatan di Indonesia. Apalagi jika memperhitungkan jumlah Puskesmas yang belum teregistrasi namun sudah beroperasi, pasti kekuatannya menjadi lebih besar (klik Gedung Puskesmas Banyak Dibangun, Tapi Puskesmas Teregistrasi Tak Bertambah). Dari sisi kuantitas pantaslah jika Puskesmas patut diperhitungkan, namun jangan salah, dari sisi kualitas pun Puskesmas sudah mulai patut dibanggakan. Mengapa? Karena kesadaran akan pentingnya mutu layanan Puskesmas sudah muncul dengan kuat dalam lima tahun terakhir dan berbagai upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien terus dilakukan, termasuk di Papua Barat (klik Layanan Puskesmas Bermutu By Default, Patuh: Indikator Nasional Mutu di Puskesmas). Dulu memang Puskesmas seringkali dipandang sebelah mata oleh masyarakat, bahkan seringkali diparodikan sebagai suatu tempat yang hanya bisa mengobati pusing, keseleo dan masuk angin. Namun, pandangan masyarakat tersebut terus akan berubah seiring dengan kerja keras Puskesmas dalam meningkatkan mutu layanannya, termasuk semasa pandemi Covid-19 ini (klik Dari Puskesmas Remu Untuk Surveior Indonesia, Beruntungnya Puskesmasku Telah Utama!).

Selanjutnya Menteri Kesehatan juga menyatakan bahwa selain vaksinasi, betapa pentingnya strategi testing dan tracing serta strategi penguatan sistem kesehatan publik. Bila dilakukan, maka hal ini tidak akan memberatkan sistem kesehatan sekunder dan tersier. Untuk itu, diperlukan dukungan Puskesmas. Menteri Kesehatan sangat mendukung Apkesmi dan mendorongnya untuk senantiasa berkomunikasi dengan Kementerian Kesehatan.

Pada Munas I Apkesmi tersebut terpilih Trisna Setiawan sebagai Ketua Apkesmi periode 2021-2024. Trisna adalah Kepala Puskesmas Tapos, Kota Depok. Ketika penulis mengikuti Munas tersebut, penulis melihat ada harapan yang besar dari Menteri Kesehatan, Ketua Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (Adinkes) dan beberapa pihak lainnya terhadap Apkesmi. Semoga Apkesmi dapat mengemban harapan banyak pihak dalam penguatan peran Puskesmas terutama di saat pandemi Covid-19.

-DoVic 050121-

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog di WordPress.com

Atas ↑